Menyikapi Era Milenial 4.0 Dengan Program “Leader in Me” Di Sekolah Avicenna

Perkembangan ilmu dan teknologi turut menentukan arah perkembangan masyarakat dewasa ini, yang secara langsung berkaitan erat dengan dunia pendidikan. Namun, persoalannya-yang boleh jadi sangat klasik-yang sering muncul adalah menyangkut lulusan yang apabila dihadapan pada kebutuhan tenaga kerja, sangat terasa betapa rendahnya kualitas sumber daya manusia di negara kita. Ditambah lagi dengan persoalan karakter bangsa yang selalu menjadi perhatian dalam dunia pendidikan pada umumnya untuk mencetak dan melahirkan sumber daya yang berkualitas secara religi dan moral serta profesional.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan menjadi titik balik keberhasilan pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan upaya memperbaiki karakter anak-anak bangsa. Pemerintah melalui dinas pendidikan selalu menyerukan dan mengimbau kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk tetap fokus dalam pembinaan karakter agar tujuan pendidikan sesuai dengan undang-undang pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan manusia yang berkarakter atau seutuhnya dapat tercapai.

Pendidikan karakter menjadi strategi untuk melahirkan generasi yang unggul. Generasi yang memiliki karakter untuk menjadi seorang pemimpin hebat di masa depan. Kepemimpinan yang hebat lahir karena hasil pendidikan yang sesuai dengan hati nurani dan keikhlasan pendidik. Sesuatu yang istimewa bagi para pendidik apabila hasil generasi yang dididiknya benar-benar menjadi manusia yang berkarakter unggul.

Sekolah Avicenna dalam kurun waktu tiga tahun ini mulai meningkatkan program dalam pendidikan karakter. Sekolah Avicenna bekerja sama dengan lembaga Dunamis yang sejatinya menjadi poin penting bagi kedinamisan dan keberlangsungan Sekolah Avicenna yang berkarakter unggul sesuai dengan visi misi sekolah. Leadership School menjadi arah tujuan dan kecirian dari Sekolah Avicenna. Leader in me motto yang menegaskan bahwa semua komponen sekolah adalah seorang pemimpin. Keterlibatan orang tua sebagai steakholder, peran siswa, civitas Avicenna sangatlah dibutuhkan agar semua program yang berbasis kepada leadership dapat terwujudkan.

Era milineal 4.0 sudah dihadapan kita. Apa yang harus kita lakukan untuk memasuki era tersebut? Menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah era milineal 4.0 adalah sebuah tantangan besar bagi seluruh lembaga pendidikan. Mengapa lembaga pendidikan? Tentunya, kita sadar lembaga pendidikan menjadi pusat cikal bakal lahirnya orang-orang hebat dan pemimpin-pemimpin di masa depan. Sekolah Avicenna salah satu dari lembaga pendidikan yang saat ini sedang berkembang, mulai menjalankan pendidikan berbasis karakter dan kepemimpinan.

Bukan hal yang mudah untuk menjalan program learder in me di tengah era milineal yang semua bersentuhan dengan teknologi dan digital dan pola pikir peserta didik yang semakin kreatif dan inovatif. Sementara pendidikan karakter sesungguhnya adalah  pendidikan  yang bersentuhan dengan jiwa, nurani, dan  emosi, Bagaimana menyatukan antara jiwa, nurani dan teknologi-digital?.  Teringat dari seorang ulama mengatakan “Jika Anda menjadi guru hanya sekadar transfer pengetahuan, akan ada masanya di mana Anda tak lagi dibutuhkan, karena google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal daripada Anda. Namun, jika Anda menjadi guru mentransfer adab, ketakwaan, dan keikhlasan, maka Anda akan selalu dibutuhkan karena google tak memiliki semua itu”. (postingan fb)

Leadership pendidikan sebenarnya jika diterapkan dengan maksimal, mampu menyatukan antara tuntutan era milineal 4.0 dengan adab dan akhlak sejalan dengan  pengembangan Leader in me di Sekolah Avicenna. Pengembangan ke arah leadership  dapat diberikan tanggungjawab kepada 3 dimensi pengembangan dan hal ini harus konsisten untuk dijalankan jika ingin berhasil. Ketiga pengembangan tersebut meliputi:

  1. Pengembangan individu;
  2. Pengembangan tim; dan
  3. Pengembangan organisasi.
  4. Pengembangan individu

Dimensi utama dalam pengembangan individu adalah guru sebagai pendidik dapat memanfaatkan waktu di kelas bersama siswa. Di sini guru dituntut untuk menunjukkan keterampilan kepemimpinannya dalam membantu siswa agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, sejalan dengan tahapan dan tugas-tugas perkembangannya. Melalui keterampilan kepemimpinan yang dimilikinya, diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat tercipta peningkatan kualitas prestasi belajar siswa.

Pendidik harus mampu membangun jaringan informasi melalui teknologi dengan sumber-sumber pengetahuan yang dapat memperkaya dan menambah wawasan peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Kreativitas pembelajaran di arahkan pada basis teknologi terapan dan tentunya tetap menjaga kualitas informasi dengan selalu mengedepankan informasi yang membangun karakter peserta didik menjadi lebih kritis, percaya diri dan kreatif.

Kreativitas dapat ditumbuhkan kepada peserta didik melalui bentuk penugasan dan projek yang dikerjakan secara berkelompok untuk membangun team work yang solid. Kerja sama kelompok tanpa disadari akan menumbuhkan rasa kepemimpinan setiap individu untuk menunjukkan kemampuan mereka mempertanggungjawabkan hasil kerjasamanya.

Diskusi di dalam kelas dengan tema menarik dan up date mereka sampaikan melalui slide ppt yang kreatif dan inovatif , lalu guru membagi kelompok dan memberikan tanggung jawab setiap peserta didik  untuk berperan. Misalnya, sebagai moderator, sebagai narasumber, sebagai notulen, sebagai kreator yang membuat bahan diskusi lebih menarik dengan teknologi-digital.

Kegiatan pembelajaran lainnya yang menunjukkan leadership pendidikan di dalam kelas kuis kata dengan teknik digital. Peserta didik  diberikan kesempatan untuk bermain sambal belajar. Kombinasi pembelajaran bahasa dengan teknologi.

Untuk proses penilaian guru dapat menggunakan fasilitas teknologi, misalnya menilai hasil karya dapat melalui IG atau unggahan ke media Youtube. Mengirim hasil karya dalam bentuk blog atau website. Menarik bukan?

  1. Pengembangan Tim

Dimensi pengembangan tim menunjuk pada upaya kolaboratif untuk membantu rekan sejawat dalam mengeksplorasi dan mencobakan gagasan-gagasan baru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, melalui kegiatan mentoring, coaching, pengamatan, diskusi, dan pemberian umpan balik yang konstruktif. Dimensi yang kedua ini berkaitan upaya pengembangan profesi guru.

Dimensi ini dapat dilakukan dengan kolega sesama guru, kepala sekolah, atau steakholder. Penciptaan budaya sharing dan mau mendengar masukan yang memberikan dampak kebersamaan dan siraturahmi antarcivitas sekolah Avicenna. Kepemimpinan secara tidak langsung akan terbiasa dan menghasilkan keputusan  bersama untuk membangun marketing bersama.

Pengembangan yang dilakukan melalui jaringan komunikasi dan aktivitas bersama seperti mitra komite dengan lingkungan di bawah logo sekolah Avicenna. Mitra komite dengan komunitas ahli (bidang pendidikan, kesehatan, teknologi dsbnya). Tentunya, kemitraan dengan orang tua adalah marketing yang paling menguntungkan.

  1. Pengembangan Organisasi

     Sedangkan dimensi organisasi menunjuk pada peran guru untuk mendukung kebijakan dan program pendidikan di sekolah (dinas pendidikan), mendukung kepemimpinan kepala sekolah (administrative leadership) dalam melakukan reformasi pendidikan di sekolah serta bagian dari peran serta guru dalam upaya mempertahankan keberlanjutan (sustanability) sekolah.

      Kegiatan yang menunjukkan dimensi pengembangan organisasi adalah terwadahinya aktivitas para siswa yang terseleksi untuk menjalankan organisasi kecil yang dinamakan OSIS-MPK. Mereka belajar memanajemen waktu, memobilisasi rekan sejawat, merancang program kerja, menjalankan program kerja dan membuat keputusan.

       Unit adalah organisasi yang mengerahkan semua potensi sumber daya manusia, yaitu para pendidik. Bersama pimpinan yang mampu mengarahkan dan memanajen semua program yang telah disusun. Menciptakan inovasi program yang dinamis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Tentunya, program yang bersentuhan dengan peserta didik yang hidup di era milineal 4.0 dan ubah paragdigma untuk melakukan program yang sama dari tahun ke tahun.

Steakholder adalah bagian dari organisasi sekolah yang terdiri dari para orang tua. Mereka bagian dari proses leadership pendidikan di sekolah. Peran mereka walaupun berada di luar lembaga, tetapi secara legalitas mereka termaktub dalam proses lahirnya dan terlaksananya visi dan misi sekolah dan membantu marketing sekolah.

      Yayasan Pendidikan Avicenna Prestasi bersifat supporting di semua program yang telah dibuat dan disepakati pada anggaran sekolah dan memberikan kepercayaan penuh kepada unit sekolah untuk mengembangkan sekolah Avicenna ke arah visi dan misi sekolah Avicenna.

      Ketiga dimensi tersebut adalah wujud kesiapan sekolah Avicenna untuk menghadapi era milineal 4.0. Konsep apa yang akan dilakukan sudah terencana dengan matang. Sinergize semua dimensi diharapkan dapat berjalan maksimal dengan saling mendukung think win-win dan put the first thingking sehingga leadership di sekolah Avicenna benar-benar terwujud sebagai Sharpen the saw.

        Apa yang harus disiapkan sekolah Avicenna untuk menghadapi era milineal 4.0 adalah Leadership pendidikan dengan memaksimalkan kekuatan :

  1. Religi sebagai pondasi kekuatan nurani dan jiwa. Sentuhan untuk mengenal Tuhannya melalui peningkatan ibadah di sekolah tidak boleh diabaikan. Dengan kekuatan iman yang dimiliki oleh peserta didik memberikan kemudahan untuk meletakkan dasar kepemimpinan yang berkarakter unggul. Peningkatan ibadah bagi peserta didik diharapkan dapat dimaksimalkan di sekolah seperti, salat berjamah, berpuasa, bersalawat, membaca alquran.
  2. Karakter Unggul dengan pembiasaan yang real bukan hanya sebagai simbol saja dan hanya sebagai hiasan yang terpajang di sepanjang koridor sekolah. Seharusnya benar-benar dengan pembiasaan yang maksimal. Peserta didik mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
  3. Teknologi pendidikan menjadi pelengkap kemajuan proses pendidikan di sekolah Avicenna. Lahirkan inovasi dengan menjadi sekolah berbasis teknologi sesuai dengan visi dan misi. Meningkatkan kualitas guru mata pelajaran TIK dengan membangun jaringan ke sekolah-sekolah yang sudah teruji kualitasnya. Penilaian berbasis teknologi.
  4. Prestasi menjadi cikal bakal pengembangan jiwa kepemimpinan. Melalui peserta didik yang cerdas dan terampil akan menjadikan sekolah Avicenna sebagai sekolah yang mengedepankan kemampuan kognitif dan psikomotorik peserta didiknya. Pemberian peran dan tanggung jawab kepada peserta didik adalah pembiasaan yang tepat agar peserta didik terbiasa bertanggung jawab, mandiri, dan cekatan.
  5. Kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah dan meningkatkan empati kepada sesama. Donasi, siraturahmi, dan membangun kemitraan yang alamiah. Membangun rasa kepedulian tidak cukup hanya di lingkungan sekolah tetapi peserta didik dapat diperkenalkan dengan dunia luar yang sedang mengalami musibah, peperangan, dan intimidasi.

Sebelum menutup tulisan sederhana ini saya sampaikan kembali sebuah tulisan Prof Agus ada beberapa faktor yang menentukan kesuksesan seseorang, bukan NEM, IPK, dan Ranking, tetapi ada sepuluh faktor yang akan mempengatuhi kesuksesan:

  1. Kejujuran (Being Honest with all people)
  2. Disiplin keras (Being well – disciplined)
  3. Mudah bergaul (Getting along with people)
  4. Dukungan atau pendampingan (Having a supportive spouse)
  5. Kerja keras (Working harder thean most people)
  6. Mencintai apa yang dikerjakan (Loving my career)
  7. Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)
  8. Mau berkompetisi (Having a very competitive spirit)
  9. Hidup teratur (Being very well-organized)
  10. Kemampuan melahirkan ide kreatif dan inovatif (Having an ability to sell ideas)

Demikian tulisan ini saya persembahkan sebagai pengungkapan ide-ide sederhana untuk kemajuan sekolah Avicenna tercinta. Selalulah menjadi pribadi yang biasa saja dengan pemikiran yang luar biasa. Salam Leader in Me.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai